Wednesday, April 16, 2008

Apoteker, Dokter, dan Suster

Tika ingin cerita tentang seperti apa pekerjaan apoteker, dokter, dan suster yang seHARUSnya. Tadi dosen tika cerita2 tentang dunia farmasi yang memprihatinkan di indonesia. Tapi sebelum tika cerita tentang itu, tika mau cerita kejadian yang bikin shock tadi. Hahahaha...

Eh, masih inget cerita tika yang gosip2 itu gak? Tentang gosip yang HOT banget di kalangan angkatan 2006 dan 2005, tentang tika idaj ama temen tika yang namanya Edhie? Jadi, tika tuh sekelas ama si edhie mata kuliah K.A kuantitatif. Biasanya kita duduk berdua. Nah, 2 minggu terakhir ini si edhie bolos kuliah gitu de, jadi tika duduk bareng temen2 tika yang lain. Nah, tadi kan si edhie bolos lagi, trus kebetulan ada anak 2006 yang duduk di belakang tika. Tiba2 kak arul (kakak kelas tika itu) manggil tika trus dia bilang gini :

Kak Arul : "eh, mana tuh si sapto?" (nama si edhie tuh sapto edhie)
Tika : "hah????? kok tanya aku?????"
Kak Arul : "parah banget sih? jangan gitu lo..."
Tika : ?!?!?!?! (shocked)

Gitu de, akhirnya si kak arul ngebahas masalah itu panjang lebar di belakang. Tapi tika gak gitu dengerin. Gak penting! hohohoho....

Tadi pagi waktu tika berangkat ke kampus, tika melewati sungai (lewat jembatanya yang pasti) di daerah cinere yang udah nyaris meluap (tika biasa lewat situ kalo pergi pulang kuliah). Waduh, perasaan tika udah gak enak banget! Eh, beneran! Waktu pulang tadi, tika ngeliat jembatan itu udah tergenang luapan air sungai yang tingginya udah di atas lutut orang dewasa. Jelas motor ataupun mobil gak bisa lewat lah! Panik! Habisnya tika gak tau jalan lain selain jalan itu!! Akhirnya tika coba2 jalan lain. Sempet nyasar sih, tapi akhirnya tika ketemu angkot yang jurusannya pd.cabe-pd.labu. Ya udah, akhirnya tika ngikutin tuh angkot. Hhh...kalo besok masih banjir, tauk de tika lewat jalan mana lagi berangkatnya...

Tadi, waktu kuliah farmasetika, dosen tika cerita tentang suatu seminar yang diselenggarakan oleh seorang apoteker yang sempat bekerja di australia, sebut aja namanya bu yuyun. Bu Yuyun menjelaskan panjang lebar tentang tugas seorang apoteker yang sesungguhnya, jika ia bekerja di rumah sakit. Sebenarnya tugas seorang apoteker di rumah sakit adalah memberi obat pasien, dan yang boleh memberikan obat adalah apoteker, bukan dokter. Kenapa? Karena yang paling tahu tentang obat adalah apoteker, bukan dokter. Apoteker memberikan obat kepada pasien berdasarkan persetujuan dokter yang mendiaknosis pasien yang ditulis dalam sebuah resep. Jadi, SEHARUSNYA, dalam sebuah kunjungan pasien, yang ada di ruangan pasien minimal ada 3 orang, yaitu si dokter yang memeriksa kesehatan pasien, suster yang membantu dokter dan mencatat perkembangan2 pasien, dan apoteker yang akan memberikan obat kepada pasien berdasarkan hasil diagnosis dokter. ITU YANG SEHARUSNYA! Dan itu prosedur yang ada di rumah sakit dunia.
Tapi, yang terjadi di Indonesia adalah, dokter juga memberikan obat pada pasien. Gak salah sih, tapi, yang jadi masalah adalah, dokter gak terlalu mengerti spesifikasi fungsi masing2 obat yang ditulisnya. Sebagai contoh, seorang pasien mengalami gejala2 seperti sakit kepala, sakit tenggorokan, demam, dll. Lalu dokter menuliskan resep (ini contoh doang loh!) :

R/ proris 350 mg
parasetamol 500 mg
efedrin HCl 40 mg

Tau gak kesalahan si dokter apa?? Gini....
Dokter mungkin hanya tau kalau proris adalah obat untuk sakit kepala, parasetamol untuk menurunkan demam, dan efedrin HCl untuk sakit tenggorokan. Kalo masalah dosisnya,si dokter memberikan dosis lazim untuk orang dewasa, jadi gak masalah. Nah, masalahnya adalah, Proris mengandung zat yang namanya ibuprofen yang fungsinya adalah anti nyeri, anti infeksi, penurun panas, dll. Parasetamol juga punya fungsi yang sama eperti proris. Efedrin HCl fungsinya antara lain untuk pelega tenggorokan. Semuanya adalah zat aktif. Kalau proris dan parasetamol adalah zat aktif yang mempunyai fungsi yang sama, coba lihat dosisnya! 350 + 500 = 850 mg!! Padahal, dosis lazim untuk zat2 aktif yang sejenis dengan itu antara 350 mg - 600 mg! Coba bayangin kalo pasien minum obat macam begini?! Matilah dia!! Overdosis!! Terserah sih, percaya apa gak, ini yang terjadi di dunia kesehatan di Indonesia!! Kalo seandainya tika sakit dengan 15 gejala, ada kemungkinan tika akan dapat resep dokter yang isinya 13-15 zat aktif! Padahal itu berbahaya sekali...
Nah, masalahnya sekarang adalah, di indonesia, seorang apoteker hanya seperti pesuruh dokter. Bahasa kasarnya, "pokoknya lo harus bikin obat sesuai resep yang gue kasih! Awas lo kalo protes!" dan biasanya apoteker2 indonesia pada umumnya bikin2 aja daripada ntar malah kasus ama si dokter, dipecat ntar! Tika di sini menceritakan tentang pekerjaan apoteker yang berada di rumah sakit yah! Dosen tika cerita kalo ada resep2 ngawur macam begini di malaysia, apoteker pasti menolak untuk bikin obat itu, dan emang gak bakalan dibikinin!
Tika jadi prihatin dengan keadaan seperti ini di Indonesia...
Tika bertekad untuk menjadi apoteker kelas dunia yang bisa bersaing dengan apoteker2 profesional dunia di dunia kesehatan. Dunia kesehatan bukan semata2 milik dokter, tapi juga milik suster dan apoteker. Semuanya seharusnya punya kedudukan yang sejajar, tapi entah kenapa image dokter di indonesia lebih tinggi daripada suster dan apoteker. Tika punya misi yang sama dengan si Shanty, tetangga tika, yang ingin menyetarakan kedudukan perawat dengan dokter. Tika juga ingin menyetarakan kedudukan apoteker supaya sama dengan dokter.
Untuk kalian, calon2 dokter, jadilah dokter yang baik dan bisa bekerjasama dengan baik dengan kami, calon apoteker dan calon perawat.
Hidup apoteker!!!
Hahahahaha.....

posted by Daniella Prima Mustika @ 14:29  

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home