Wednesday, June 18, 2008

Tragedi

Yeah, aku bener2 sedikit gak habis pikir akan sesuatu yang akhir2 ini sedang terjadi di dunia di sekitarku.
Mungkinkah dunia sudah menjadi sekacau ini atau mungkin memang manusia2 di dalamnya yang kacau? Siapa yang tau?
Semua terjadi gitu aja tanpa bisa lagi dikendalikan dan kebanyakan si gara2 ulah orang2 itu sendiri yang terpengaruh oleh orang2 di sekitarnya.
Gak usah jauh2 de, temen deket aku lagi kesusahan karena ulahnya sendiri.
Yah...aku gak bisa ngapa2in lagi dong...
Ya udahlah...

Akir2 ini ada kejadian kematian karena gas CO (carbon monokside) yang sangat menarik perhatianku. Yeah, masalahnya bahaya aja gas CO!
Udah gak ada baunya, gak berwarna, gak berasa, gak mengiritasi, dan udah pasti jadi racun buat tubuh, matinya 'enak' pula! Gas ini dihasilkan melalui pembakaran gas, minyak, petrol, bahan bakar padat atau kayu. Terbentuknya gas CO berasal dari kebakaran, tungku, pemanas, oven, dan mesin dan biasanya terbentuk karena pembakaran yang tidak sempurna (pembakaran sempurna akan menghasilkan gas CO2).
Beberapa proses pembakaran dapat menyebabkan terbentuknya gas karbon monoksida, antara lain:
Pembakaran yang menggunakan bahan bakar seperti alat pemanas dengan menggunakan kerosen atau minyak tanah, gas, kayu, dan charcoal yaitu kompor, pemanas air, alat pembuangan hasil pembakaran dapat menghasilkan karbon monoksida.

Kemacetan lalu lintas. Tingkat bahaya lalu lintas yang macet cukup tinggi pada kasus keracunan gas karbon monoksida. Gas ini tidak mengiritasi tetapi sangat berbahaya.

Asap rokok juga mengandung gas karbon monoksida. Pada orang dewasa yang tidak merokok biasanya terbentuk karboksi hemoglobin tidak lebih dari 1%. Namun, pada perokok yang berat umumnya mengandung gas karbon monoksida lebih tinggi yaitu 5 sampai 10%.

Garasi yang tertutup kira-kira 10 menit juga menyebabkan terjadinya gas karbon monoksida.

Keracunan gas CO atau karbon monoksida sukar didiagnosa. Gejalanya mirip dengan flu yaitu didahului dengan sakit kepala, mual, muntah, lelah, lesi pada kulit, berkeringat banyak, pyrexia, pernapasan meningkat, mental dullness dan konfusion, gangguan penglihatan, konvulsi, hipotensi, myocardinal, dan ischamea.

Kemungkinan terjadi kematian akibat sukar bernafas sangat tinggi. Kematian terhadap kasus keracunan karbon monoksida disebabkan oleh kurangnya oksigen pada tingkat selular (cellular hypoxia).

Sel darah merah tidak hanya mengikat oksigen melainkan juga gas lain. Kemampuan atau daya ikat ini berbeda untuk satu gas dengan gas lain. Sel darah merah mempunyai ikatan yang lebih kuat terhadap karbon monoksida dari pada oksigen. Sehingga jika terdapat CO dan O2, sel darah merah akan cenderung berikatan dengan CO.

Bila terhirup, karbon monoksida akan terbentuk dengan hemoglobin (Hb) dalam darah dan akan terbentuk karboksi haemoglobin sehingga oksigen tidak dapat terbawa. Ini disebabkan karbon monoksida dapat mengikat 250 kali lebih cepat dari oksigen.

Gas ini juga dapat mengganggu aktivitas selular lainnya yaitu dengan mengganggu fungsi organ yang menggunakan sejumlah besar oksigen seperti otak dan jantung. Gejala klinis saturasi darah oleh karbon monoksida adalah sebagai berikut:

Konsentrasi CO dalam darah kurang dari 20%, tidak ada gejala.

Konsentrasi CO dalam darah 20%, gejala nafas menjadi sesak.

Konsentrasi CO dalam darah 30%, gejala sakit kepala, lesu, mual, nadi dan pernapasan meningkat sedikit.

Konsentrasi CO dalam darah 30% hingga 40%, gejala sakit kepala berat, kebingungan, hilang daya ingat, lemah, hilang daya koordinasi gerakan.

Konsentrasi CO dalam darah 40% sampai 50%, gejala kebingungan makin meningkat dan setengah sadar.

Konsentrasi CO dalam darah 60% hingga 70%, gejala tidak sadar, kehilangan daya mengkontrol feses dan urin.

Konsentrasi CO dalam darah 70% hingga 80%, gejala koma, nadi menjadi tidak teratur, kematian karena kegagalan pernapasan.

Pertolongan pertama pada seseorang yang keracunan karbon monoksida adalah menjauhkan dari sumber karbon monoksida. Korban harus diberikan oksigen murni.

Korban keracunan gas CO ini harus diistirahatkan dan diusahakan tenang. Meningkatnya gerakan otot menyebabkan meningkatnya kebutuhan oksigen sehingga persediaan oksigen untuk otak dapat berkurang.

Yah, kira2 itu yang aku tau.
Hohohoh...tika kecil udah banyak belajar rupanya...
Ohya, tadi aku bilang kalo keracunan monoksida matinya 'enak'.
Mau jelasin dikit kenapa 'enak'.
Jadi, mati 'enak' disebabkan karena korban sama sekali gak ngerasa sakit parah dan bahkan gak sadar kalo sesak nafas. Biasanya si korban hanya merasa lelah, dan akhirnya berhalusinasi ampe mati. Gitu si yang aku baca...
Enak yah...
Hahahaha...
Ternyata, hidup bener2 makin susah.
Mau gimana lagi coba??

posted by Daniella Prima Mustika @ 17:45  

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home